Cerita Sex Memperkosa Istri Alim Orang - Hajar adalah seorang wanita alim lugu berusia 28 tahun dan sudah 10 tahun menikah. Wanita alim yang selalu memakai jilbab ini sampai saat ini masih kuliah dalam program ekstensi di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Hajar menikah dengan Bang Rudi yang lebih tua 8 tahun darinya karena dijodohkan oleh orangtuanya pada saat Hajar masih berusia 18 tahun. Namun Hajar sangat mencintai suaminya. Begitu pula suami Hajar terhadapnya (Hajar yakin itu benar). Dari pernikahan mereka, mereka sudah dikaruniai dua orang anak. Doni, berusia 5 tahun dan Rudi, yang baru berusia 3 tahun. Keduanya setelah tidak minum ASI segera dipindahkan ke rumah kakek neneknya yang berada di Jogjakarta.
Cerita Sex Memperkosa Istri Alim Orang |
universtitas, dia lebih sering menggunakan jubah yang lebar dan jilbab yang juga lebar. Tapi itu justru menambah keanggunan dan kecantikannya, yang bahkan setelah menikah, belum juga pudar. Setelah pernikahan menginjak usia 6 tahun, suaminya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, Wanita yang selalu berpakaian rapat
tertutup dengan jilbab yang lebar ini bersama sang suami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, Hajar menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal Hajar ternyata masih kosong, bahkan di blok tempatnya tinggal, baru ada rumah Hajar dan sang suami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah mereka.
Karena rumah Hajar dan sang suami masih sangat asli,
mereka belum memiliki dapur, sehingga jika Hajar mau
memasak, harus Wanita berjilbab ini memasak di halaman
belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana.
Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan
ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada
seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya.
Karena mereka tidak merasa memiliki barang berharga,
Hajar dan sang suami mempercayai mereka mengerjakan
dapur tersebut tanpa harus di tunggui, suami tetap
berangkat ke kantor sedangkan Hajar tetap kuliah.
Sampai suatu hari, Hajar sedang libur dan suami Hajar
tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Rudi
sampai ke depan gerbang, Wanita berjilbab lebar dan
berkulit putih ini pun masuk ke rumah. Sebenarnya
perasaan Hajar sedikit tidak enak di rumah sendirian
karena lingkungan mereka yang sepi. Sampai ketika
beberapa saat kemudian Pak Bokir, sang tukang bangunan
dan dua orang temannya datang untuk meneruskan
kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat Hajar ada
di rumah, karena Hajar tidak bilang sebelumnya bahwa
Hajar libur.
“Eh, kok Mbak Hajar nggak berangkat kuliah..?” “Iya
nih Pak Bokir, lagi libur..” jawab Hajar sambil
membukakan pintu rumah. Saat itu Hajar mengenakan
jubah terusan berwarna hijau dan jilbab putih. Tapi
jubah dan jilbab itu tidak mampu menyembunyikan
kecantkan wajahnya, dan kesintalan tubuh serta
kemontokan payudaranya yang terbayang dari tonjolan
samar di dadanya dan lekukan samar di pinggulnya. Pak
Bokir dan 2 teman sedikit ternganga saat itu, apalagi
siluet dari cahaya di dalam rumah memperlihatkan
gambar samar dari tubuh Hajar yang terlihat menembus
jubah tipisnya. Mereka bertiga memandang dan sekali
menelan ludah melihat pemandangan ini. Hajar yang
mulai sadar akan apa yang terjadi segera masuk ke
dalam rumah dan agak menjauh dari mereka seraya
mempersilakan mereka bertiga masuk. “Kalo gitu saya
mau nerusin kerja di belakang Mbak..” katanya setelah
agak lama berusaha menelanjangi tubuh wanita alim itu
dengan pandangan matanya. Begtu juga kedua orang
temannya. “Oh, silahkan..!” kata Hajar agak kikuk.
Memang sering wanita berjilbab ini memergoki pak Bokir
atau salah satu dari kedua orang temannya
memandanginya dengan pandangan lapar. Tapi ia sadar
bahwa dia memang cantk, dan percaya bahwa jubah dan
jilbabnya pasti akan melindunginya dari jerat nafsu
ketiga tukang bangunan itu.
Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan
Hajar mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar
tidurnya. Namun ketika baru saja Hajar mau menuju
tempat tidur, wanita alim yang lugu ini tidak sengaja
melihat melalui jendela kamar, Pak Bokir sedang
mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa
dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya Hajar
menyaksikan bagaimana Pak Bokir tidak menggunakan
pakaian dalam. Sehingga ibu muda berjilbab yang alim
ini dapat melihat dengan jelas otot tubuh Pak Bokir
yang bagus dan yang paling penting tongkolnya yang
sangat besar jika dibandingkan milik suaminya.
Hajar seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak
Bokir juga memandang nya. “Eh, ada apa Mbak..?”
katanya sambil menatap ke arah Hajar yang masih dalam
keadaan telanjang dan ibu muda ini melihat tongkol itu
mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi.
Hajar terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup
jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika
dirinya diliputi perasaan aneh, karena sebagai wanita
muslimah yang taat, belum pernah Hajar melihat
laki-laki telanjang sebelumnya selain suaminya. bahkan
jika sedang berhubungan sex dengan suaminya, sang
suami masih menutupi tubuh Mereka dengan selimut,
sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh mereka.
Hajar mencoba mengalihkan persaannya dengan membaca,
tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Sebagai seorang
yang ingin taat terhadap suami, ia malu untuk
mangakui, bahwa sebenarnya tanpa disadari, dia
terangsang oleh pemandangan tadi. Akhirnya Hajar
putuskan untuk mandi dengan air dingin untuk
menyegarkan badan dan pikirannya. Cepat-cepat Hajar
masuk ke kamar mandi dan mandi.
Pada saat mandi kembali Hajar teringat pemandangan
yang tadi ia lihat. Mengingat tongkol pak Bokir yang
besar tadi, birahinya meninggi. Ia secara tak sadar
melamun, membayangkan bagaimana jika tongkol pak Bokir
yang besar tadi menyodok-nyodok memiawnya. Dibawah
guyuran air shower, ia terus membayangkan angan yang
mengundang birahi tadi, sampai tanpa sadar ibu muda
yang alim ini mulai meraba-raba payudaranya sendiri
dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya
menggosok-gosok memiawnya, lalu memasukkan dua jari
lentiknya ke dalam memiawnya.
Desahan seperti kesakitan dan kenikmatan mulai
terdengar dari bibirnya yang tipis dan menggairahkan.
Tapi ditengah-tengah masturbasinya, tiba-tiba wanita
alim ini sadar dan merasa malu pada dirinya sendiri.
Ia merasa sudah mengkhianati suaminya. Ia segera
menghentikan masturbasinya, meskipun sebenarnya dia
sudah sangat terangsang. Dalam keadaan telanjang bulat
di bawah guyuran shower, ia kembali menyesali
perbuatannya, walaupun deru birahi masih terus saja
menderanya. Segera ia mengambil pisau cukur. Suaminya
sangat menyukai kalau memiaw Hajar bersih, dan wanita
yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab
yang lebar ini sangat menginginkan seks malam ini.
Hajar segera melumuri memiawnya dengan shafing cream,
agar tidak terasa sakit. Saat ia melumuri shaving
cream ke memiawnya, kenikmatan itu datang lagi. Tanpa
sadar, selama mencukur rambut di memiawnya, tangan kiri
Hajar kembali meremas-remas payudaranya sendiri.
Sementara tangan kanannya mulai mencukur bulu
kemaluannya pelan-pelan sampai habis.
Setelah selesai mencukur bulu kemaluannya sampai
habis, dengan mata yang mulai terpejam menahan
kenikmatan, Hajar mulai memasukkan gagang pisau cukur
itu ke dalam memiawnya dan menggerak-gerakkann ya keluar
masuk perlahan-lahan. memiaw Hajar terasa panas dan
nikmat saat wanita alim ini menyentuhnya. Angannya
masih terpaku pada tongkol besar milik pak Bokir yang
tadi dilihatnya, yang sekarang sedang ia bayangkan
menyodok-nyodok memiawnya. akhirnya lima menit kemudian
tubuh putihnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk
dan dadanya membusung memperlihatkan kedua payudaranya
yang putih bersih mengacung tegak dengan puting susu
yang mencuat keluar, menandakan bahwa wanita alim ini
sudah sangat terangsang.
Hajar mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan
kanannya terus menggosok memiawnya, dan tangan kirinya
menjepit puting susunya sendiri. Akhirnya Hajar
mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuh Hajar kaku
merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di
seluruh tubuhnya, dan cairan memiaw wanita berjilbab
yang berkulit putih ini mengalir keluar dengan
derasnya. Hajar tidak dapat menutupi kenikmatan yang
dirasakannya saat itu, sehingga wanita lugu ini pun
mengeluarkan suara mendesah yang keras. Bahkan dia
lupa bahwa kamar mandinya bersebelahan dengan tempat
yang akan dijadikan dapurm dimana sekarang sedang
bekerja pak Bokir bersama 2 temannya, sehigga
memungkinkan mereka mendengarnya.
Belum pernah sebelumnya Hajar mengalami orgasme
sehebat itu saat ia bermain cinta bersama suaminya.
Ternyata Hajar memang terangsang berat melihat tongkol
besar pak Bokir.
Setelah mengalami orgasme, Hajar jatuh terduduk di
lantai kamar mandi, terdiam kecapaian. Kesadarannya
perlahan mulai kembali lagi dan rasa bersalah kembali
datang. Kedua kakinya tertekuk dan mengangkang lebar
memperlihatkan memiawnya yang basah kuyub dilumuri
cairan memiawnya, sudah licin mengkilat tanpa ada bulu
kemaluannya sehelai pun sehabis dicukur. Tubuh yang
putih dan montok dan biasanya tertutup jilbab ini
masih sejenak mengajang, menikmati sisa-sisa gelombang
orgasmenya. Hajar menyesal karena melakukan
masturbasi, dan juga malu karena wanita berjilbab yang
berkulit putih ini justru masturbasi dengan
membayangkan orang lain, dan bukan suaminya. Namun
Hajar juga tidak dapat menutupi kenikmatan luar biasa
yang baru saja dirasakannya.
Setelah kekuatannya telah terhimpun, Hajar baru sadar
Hajar tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru,
sedangkan jubah dan jilbab yang Hajar kenakan sudah ia
basahi dan penuh sabun karena telah ia rendam. Hajar
bingung, namun akhirnya wanita alim yang lugu ini
memutuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh
jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman
belakang dan pintunya tertutup. Hajar yakin mereka
tidak akan melihat, dan Hajar pun mulai berlari ke
arah kamar Hajar yang pintunya terbuka.
Namun baru Hajar akan masuk ke kamar, tubuh ibu muda
berjilbab yang alim ini menabrak sesuatu hingga
terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang
Hajar tabrak itu adalah Pak Bokir. “Maaf Mbak.., tadi
saya cari Mbak Hajar tapi Mbak Hajar nggak ada di
kamar. Baru saya mau keluar, eh mbak Hajar nabrak
saya..” katanya dengan santai karena belum kalau Hajar
sedang telanjang bulat. Saat dia sudah menyadarinya,
langsung saja matanya melotot dan di bibirnya muncul
senyuman liar. Tapi Hajar saat itu tidak melihatnya.
Perlu diketahui, Hajar tidak pernah lupa merawat
tubuhnya walaupun selalu memakai jubah yang rapat dan
jilbab lebar. Dengan rambut yang terpotong rapih
seleher, Ia mempunyai kulit yang sangat putih mulus
dan terawat. walau tidak terlalu tinggi (162 cm),
namun tubuh Hajar sangat proposional dengan dua buah
payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran
dibandingkan ukuran tubuhnya. Kulit payudaranyapun
tidak kalah putih mulus sampai2 urat-urat kebiruan
terlihat di payudaranya. Apalagi itu ditunjang dengan
wajahnya yang putih bersih dan cantik.
Hajar begitu malu berusaha bangkit sambil mentupi dada
dan bagian bawah nya. wanita yang selalu berpakaian
rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini sangat
shock, karena selama ini dia tidak pernah
memperlihatkan bagian tubuhnya yang tidak tertutup
jilbab dan jubah kecuali pada suaminya. Tapi sekarang,
pak Bokir justru bisa menikmati setiap jengkal tubuh
putih mulusnya yang tanpa sehelai benangpun. ia segera
berdiri dan berusaha berlari, namun Pak Bokir segera
menangkap kedua tangan Hajar dan berkata, “Nggak usah
malu Mbak.., tadi Mbak juga udah ngeliat punya saya,
saya nggak malu kok..” “Jangan Pak..!” kata wanita
alim ini, namun pak Bokir menyeringai dan segera kedua
tangannya yang sudah dituntun nafsu birahi secepat
kilat maju.
Tangan kanannya dengan buasnya telah meremas-remas
kedua payudara Hajar dan memelintir - pelintir dua
buah putingnya yang berwarna kemerahan bergantian.
wanita alim yang lugu dan berkulit putih ini mulai
menggelinjang tanpa mampu menahannya. Tangan kiri pak
Bokir meremas memiaw Hajar dan dua jarinya langsung
masuk jauh ke dalam memiaw wanita alim yang lugu ini.
wanita alim ini terkejut dan mengalami sensasi yang
belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bahkan suaminya
belum pernah menyentuhnya seperti itu. Rasa malu,
marah, namun juga terangsang yang bercampur menjadi
satu menimbulkan sensasi yang aneh dalam tubuh wanita
yang selalu menjaga tubuhnya itu. Ternyata Pak Bokir
sangatlah ahli dalam merangsang seorang wanita,
terlebih lagi Hajar tidak pernah menerima rangsangan
seperti itu sebelumnya. Biasanya dia dan suaminya
hanya “langsung tancap” tanpa banyak pemanasan,
sehingga wanita ini seringkali tidak mencapai orgasme
yang maksimal.
Cerita Sex Memperkosa Istri Alim Orang Hajar tersentak saat merasakan ada sesuatu masuk
memiawnya. Wanita yang selalu mengenakan jilbab ini
ingin berteriak, tetapi tiba-tiba, dangan terus
menyeringai jahat, pak Bokir mengocok-kocokkan dan
memutar-mutarkan jarinya didalam memiaw Hajar, yang
membuat wanita ini merasa langsung kehilangan tenaga.
Hajar mulai kehilangan kendali tubuhnya. wanita yang
biasanya selalu berpakaian rapat tertutup dengan
jilbab yang lebar ini mulai menggelinjang. Ia
memejamkan matanya sambil menggigit bibir indahnya
kuat-kuat. wanita alim yang berkulit putih ini tidak
ingin suara desahannya keluar, karena selain karena
menjaga martabatnya, itu juga akan membuat pak Bokir
tahu kalau dia juga menikmatinya. Namun akhirnya,
“ehhhmmhh…eehhhmmmmh hh……” Hajar tak
mampu menahannya. Mulutnya terbuka dan mulai
merintih-rintih keenakan. Jari-jari pak Bokir
mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam
memiaw Hajar tanpa ada yang tersisa satu milipun. Hanya
rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaannya.
Keringat mulai membanjiri tubuh telanjang wanita alim
lugu yang putih mulus itu dan tanpa sadar, tangan yang
semula berusaha untuk menjauhkan tangan binal pak
Bokir justru naik ke pundak pak Bokir, memegang pundak
itu erat, seolah tidak ingin melepaskan kenikmatan
yang sedang Hajar rasakan. wanita berjilbab yang
berkulit putih ini terus mengerang-erang penuh
kenikmatan. Ia sudah tidak bisa mengendalikan
tubuhnya, dan hanyut dalam kenikmatan yang pak Bokir
berikan.
Sekitar sepuluh detik pak Bokir memperlakukannya
seperti itu. Hajar dengan tenaga terakhirnya berusaha
berontak, dan berhasil memutarkan tubuhnya
membelakangi pak Bokir. Namun itu justru memudahkan
p[ak Bokir. Setelah mampu memeluk Hajar dari belakang,
kembali dia meremas-remas payudara gadis berjilbab
yang tidak tertutupi apapun, sementara tangan kirinya
kembali mengocok-kocokkan jarinya ke memiaw Ibu muda
berjilbab lebar ini dengan kecepatan yang terus
meningkat. Seluruh kekuatan wanita alim ini hilang
sudah, terganti dengan kenikmatan yang tak seharusnya
ia nikmati. Hajar terus mengerang-erang menahan
nikmat. Air matanya meleleh di pipinya yang putih. Air
mata penyesalan karena ia tidak mampu menahan
kenikmatan yang diberikan oleh dua jari pak Bokir, dan
air mata malu, mengingat statusnya sebagai seorang
wanita muslimah yang taat. Akhirnya dengan diringi
desahan panjang, badan Hajar mengejang,
tersentak-sentak dan bergetar dengan hebat. kedua
kakinya yang putih mulus dirapatkan erat sekali
menjepit tangan pak Bokir seolah tidak ingin
melepaskan setetespun kenikmatan. Kenikmatan yang
lebih dahsyat daripada yang baru saja Hajar rasakan
bersama pisau cukur, di dalam kamar mandi. Menyemprot
keluar lagilah cairan kental putih yang menetes dengan
derasnya dari dalam lubang memiawnya membasahi paha
putih wanita alim yang lugu ini, dan terus mengalir
deras sampai memercik di lantai ruang tengah itu.
Untuk beberapa saat, Hajar terus saja mengejang
menikmati orgasme dahsyatnya di pelukan pak Bokir.
Setelah kesadarannya pulih, dengan lunglai Hajar
terhuyung, dan bersandar ke kursi di dekatnya. Pak
Bokir, masih menyeringai, menjilati jarinya yang basah
kuyub tersiram cairan memiaw milik Hajar.
Untuk beberapa saat, Hajar merasa tubuhnya tak bisa
bergerak lagi. Namun tiba-tiba, ia menyadari bahwa pak
Bokir sudah melepas celananya, mulai mendekatinya.
Dengan rasa ketakutan, Hajar segera menghindarinya dan
berlari masuk kamar. Sampai di kamar, ia segera
menguncinya dan menjatuhkan diri ke kasur, menangis
sejadi-jadinya. Dia menangis karena malu terhadap
dirinya sendiri dan suaminya, karena marah terhadap
pak Bokir, dan terlebih lagi marah terhadap dirinya,
yang tidak bisa mengendalikan diri dan malah menikmati
perlakuan pak Bokir. Ia menangis sejadi-jadinya.
Sekitar satu jam, setelah tangisnya agak mereda,
segera ia memakai baju jubah hijau terusan dan jilbab
putih yang lebar, yang tersampir di pintu kamarnya. Ia
tidak mengenakan celana dalam dan BH, karena celana
dalam dan Bhnya semua diletakkan di almari di kamar
belakang, yang tidak mungkin diambilnya tanpa membuka
pintu kamar tidur. Segera ia menjatuhkan diri ke kasur
lagi, dan kembali menangis. Ia bersumpah akan
melaporkan tindakan pak Bokir tadi ke suaminya, sampai
akhirnya dia tertidur.
Tiba-tiba, Hajar yang tidur terlentang bangun karena
merasa ada seseorang yang meremas-remas memiawnya dari
luar jubahnya. Saat wanita berjilbab yang berkulit
putih ini membuka mata, ia kembali melihat pak Bokir
yang menyeringai sambil terus menggerayangi memiawnya.
Ternyata pak Bokir berhasil menemukan kunci cadangan
yang berada di dalam lemari pakaian di kamar belakang.
“wah, ternyata mbak Hajar tambah cantik kalo pake
jubah ama jilbab gini. Bapak jadi kepingin
mbak…” kata pak Bokir. Hajar yang ketakutan
segera menepis tangan pak Bokir dan berusaha
menjauhinya. Tapi terlambat. Pak Bokir berhasil
menangkap tangannya dan segera menarik Hajar kedalam
pelukannya. “jangan, pak…!!” pinta Hajar
memelas. Air mata kembali mengalir, tapi pak Bokir
tidak mau tahu. Ia segera mengulum dan menghisap mulut
Hajar yang indah. lidahnya dengan paksa dimasukkan ke
dalam mulut Hajar dan mempermainkan lidah wanita yang
selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang
lebar ini, sambil tangan kirinya yang tidak digunakan
untuk memeluk Hajar turun ke memiaw Hajar, dan kembali
meremas - remasnya dari luar jubah. Hajar meronta
berusaha melepaskan diri, namun karena tenaganya kalah
jauh dibanding tukang bangunan itu, dan rangsangan
demi rangsangan pak Bokir yang dialami lidah dan
memiawnya, rontaan Hajar semakin melemah. bahKan
akhirnya lidahnya mulai menyambut lidah pak Bokir yang
bermain di rongga mulutnya. Suara desahan dan decakan
menggema di kamar tidur muslimah berjilbab itu. Air
matanya kembali mengalir. memiawnya kembali basah,
sangat basahnya sampai-sampai membasahi jubahnya. air
liur Hajar mengalir membasahi bibir, pipi, dan jilbab
putih lebarnya. Pak Bokir menjilat dan menghisap air
liur wanita alim itu dan meneguknya dengan nikmat.
Setelah yakin bahwa Hajar sudah ada di genggaman
tangannya, pak Bokir langsung membopong Hajar dan
membawanya ke arah halaman belakang menuju dua orang
teman pak Bokir.
Hajar berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak
Bokir dengan santainya malah berkata, “Tenang aja
Mbak.., di sini sepi. Suara teriakan Mbak nggak bakal
ada yang denger..” Melihat Hajar, kedua teman Pak
Bokir segera bersorak kegirangan. “wah, akhirnya kita
bisa ngerasa’in mbak ini yah!!” kata seorang. “iya!!
Selama ini kita cuman bisa ngebayangin kayak apa
rasanya memiaw cewek berjilbab, khan?” kata seorang
lagi, langsung disambut dengan gelak tawa mereka.
wanita alim yang lugu itu hanya bisa menangis
ketakutan. “jangaaaaan, paaaaak…..” katanya
mengharap belas kasihan. Tapi para tukang-tukang itu
tidak menghiraukannya. Tiba-tiba…, “Wah, bagus
betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan
meremas payudara Hajar sekeras-kerasnya dari luar
jubahnya. “Tolong jangan perkosa saya, saya nggak
bakalan lapor siapa-siapa. ..” kata Hajar. “Tenang aja
deh kamu nikmati aja…” kata teman Pak Bokir yang
badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba memiaw
Hajar dari luar jubahnya, sedang Pak Bokir masih
memegang kedua tangan Hajar dengan kencang. “benar,
mbak. Kamu nikmati aja, kayak tadi pas sama jari saya.
Biar kami nggak perlu nyakitin mbak.” Katanya
mengancam.
Tidak berapa lama kemudian Hajar melihat ketiganya
bergantian mulai melepas pakaian mereka. Hajar hanya
terduduk sembari melihat tubuh-tubuh mereka yang
mengkilat karena keringat dan tongkol mereka yang besar
mengacung karena nafsunya. Batin Hajar kembali
berdesir melihat tongkol-tongkol besar itu. wanita yang
selalu mengenakan jilbab itu bergidik membayangkan
memiawnya akan disodok-sodok oleh tongkol-tongkol besar
itu. Air matanya mengalir semakin deras, tapi dua kali
orgasme, dan ketakutan yang teramat sangat membuat dia
merasa tak punya kekuatan sama sekali. Dengan cepat
mereka membaringkan tubuh Hajar yang sudah lemas di
atas pasir. Kemudian Pak Bokir menyingkapkan jubah
yang dipakai Hajar sampai keatas perut, lalu mulai
menjilati memiaw Hajar. “Wah.., memiaw cewek berjilbab
wangi loh..” katanya.
Hajar merasakan lidah pak Bokir berusaha menyusup
kedalam memiawnya yang sudah basah. Wanita berjilbab
lebar itu tersentak dan segera berontak, namun kedua
teman Pak Bokir segera memegangi kedua tangan dan kaki
Hajar. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut
memegang kedua tangan Hajar sambil menghisap dan
mengulum puting susu Hajar dari luar jubahnya. Begitu
bernafsunya dia, sampai-sampai jubah wanita alim yang
lugu itu basah kuyub karena air liurnya.
Tidak berapa lama kemudian Pak Bokir membentangkan
kaki Hajar yang putih lebar-lebar dan mulai
mengarahkan tongkolnya yang besar ke lubang memiaw
wanita berjilbab yang berkulit putih itu.
“eeehhhmmmm…. !!” Hajar tersentak saat ia merasa
benda yang besar itu mulai memasuki liang memiawnya.
Dan ternyata, sama seperti yang Hajar bayangkan
sebelumnya, rasanya benar-benar sangat nikmat.
Benar-benar berbeda dengan suami Hajar. Namun karena
malu, Hajar terus berontak sampai Pak Bokir mulai
mengoyangkan tongkolnya dengan gerakan yang kasar, tapi
entah kenapa Hajar justru merasa kenikmatan yang luar
biasa, sehingga tanpa sadar wanita yang selalu
berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu
berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.
“hhhmm…..aahhmmm……hhhhmm….”
terdengar rintihan dan desahan tertahan dari mulut
Hajar yang terttutup rapat. Hajar berusaha menutup
rapat mulutnya, agar desahan-desahan kenikmatan itu
tidak keluar, namun yang terdengar justru desahan itu
semakin terdengar seksi, dan membangkitkan nafsu
biadab para tukang bangunan itu.
Mendengar desahan Hajar yang seksi, kedua teman Pak
Bokir tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar
tawa mereka, Hajar sadar namun mau memberontak lagi
Hajar merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah
wanita alim itu terlihat seperti sedang berpura-pura
mau berontak namun walau dilepaskan Hajar tetap tidak
berusaha melepaskan diri dari Pak Bokir.
Tidak lama kemudian Pak Bokir membalikkan tubuh Hajar
yang masih memakai jubah dan jilbab lengkap dalam
posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari memiaw
Hajar. “aaahhhmmm….” Putaran badan itu membuat
Hajar merasa tongkol pak Bokir mengaduk liang memiawnya.
Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung
memasukkan tongkolnya ke mulut Hajar. Hajar berusaha
berontak, namun si gendut mencengkeram kepala Hajar
yang mesih terbungkus jilbab dengan keras, sehingga
Hajar menurutinya. Ia dipaksa mengulum dan menjilati
penisnya seolah-olah seperti permen lolipop. Hajar
benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa,
sehingga beberapa saat kemudian Hajar mengalami
orgasme yang luar biasa yang belum pernah Hajar alami
sebelumnya. Tubuh wanita alim yang selalu berpakaian
rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu mengejang,
tersentak-sentak disertai desahan panjang selama
hampir satu menit, lalu kemudian menjadi lemas dan
jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Bokir belum
selesai, sehingga cengkeramannya pada pinggul Hajar
semakin kuat, sampai-sampai kulit Hajar berdarah
karena tergores kuku Pak Bokir yang Hitam. genjotannya
juga semakin dipercepat sampai kemudian dia mencapai
kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim
Hajar. Saking banyaknya, sampai-sampai sperma pak
Bokir meluber keluar, bersama cairan memiaw ibu muda
berjilbab yang alim itu, mengalir turun membasahi
jubahnya.
Begitu Pak Bokir mencabutnya, Hajar kembali mendesah
saat si botak langsung memasukkan tongkolnya ke dalam
memiaw Hajar tanpa memberi waktu untuk istirahat.
Sambil terus menyodok memiaw Hajar dalam posisi anjing,
jari si botak menyusup ke dalam jubah Hajar,
mempreteli kancing jubah itu sampai perut, dan
meremasi payudara wanita alim yang lugu itu yang sudah
terlihat bergantung bergoyang-goyang mengikuti irama
sodokan si botak. Tidak lama kemudian si gendut
mencapai kelimaks, dia menekan tongkolnya ke dalam
mulut Hajar dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan
spermanya ke dalam mulut wanita berjilbab yang
berkulit putih itu. Banyak sekali spermanya yang Hajar
rasakan di mulutnya, namun ketika Hajar hendak
membuang sperma itu, Pak Bokir yang terlihat sedang
duduk beristirahat berkata. “Jangan dibuang dulu,
cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti
nikmat… ha.. ha.. ha..” Dan seperti seekor kerbau
yang bodoh, Hajar menurutinya berkumur dengan sperma
itu. Sungguh erotis sekali, melihat seorang muslimah
yang masih memakai jubah dan jilbab, berkumur
menggunakan sperma seorang laki-laki yang bukan
suaminya, sementara ekspresinya tegang menahan
kenikmatan dari sodokan demi sodokan yang ia terima
dari belakang.
Sementara si botak terus menyodok-nyodok tongkolnya di
dalam memiaw Hajar, Pak Bokir masuk ke dalam rumah
Hajar dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong
besar yang dibeli Hajar tadi pagi untuk dimasak, serta
sebuah kalung mutiara imitasi milik wanita alim itu.
Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks
dan Hajar pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut,
dengan memiaw yang berlepotan sperma, yang mengalir
turun membasahi pasir dibawahnya. Melihat temannya
sudah selesai, Pak Bokir menghampiri Hajar sambil
memaksa Ibu muda berjilbab lebar itu kembali ke posisi
merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita
lihat hiburan dari mbak Hajar ini..” katanya sambil
memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam
memiaw Hajar. Tentu saja ibu muda berjilbab yang alim
itu terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua
temannya segera memegangi Hajar. Dan tidak lama
kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam
memiaw Hajar. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa,
sehingga wanita alim itu menggoyang-goyangka n
pantatnya ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…”
kata si botak. “Sekarang kamu merangkak keliling
halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut.
Dengan perlahan Hajar merangkak, dan ternyata rasanya
benar-benar nikmat. Desahan demi desahanpun keluar
dari mulut wanita berjilbab itu, bersamaan dengan
gerakan terong yang terasa mengaduk-aduk memiawnya.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit
Hajar berhenti, tetapi setiap Hajar berhenti dengan
segera mereka mencambuk pantat wanita alim yang lugu
itu. Tidak berapa lama wanita berjilbab yang berkulit
putih itu mencapai klimaks, dan dari memiawnya kembali
menyembur keluar cairan putih. melihat itu mereka
tertawa. Pak Bokir kemudian menghampiri Hajar, lalu
mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar
kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus Wanita
berjilbab lebar itu. Hajar kembali menjerit, tetapi
dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti
enak kok..!”
Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal
seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam
sisa kalung tersebut dia berkata. “Sekarang mbak maju
pelan-pelan yaa..” Dan ketika Hajar bergerak, kembali
kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus Hajar sampai
habis, dan kembali pula wanita alim yang lugu itu
mendesah dan mengerang, menikmati sensasi yang belum
pernah ia rasakan sebelumnya itu. Begitulah mereka
mempermainkan Hajar sampai kemudian mereka siap
memperkosa wanita alim itu lagi berulang-ulang sampai
sore hari, dan anehnya setiap mereka klimaks, Hajar
pun turut orgasme dengan arti Hajar menikmati
diperkosa.
Dan malam harinya ketika suami Hajar pulang, wanita
yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab
yang lebar itu sama sekali tidak melaporkan kejadian
tersebut kepadanya
Demikian Cerita Sex Memperkosa Istri Alim Orang ,Semoga anda dapat terhibur atas posting kami kali ini,ikuti terus update kami selanjutnya di Dalam Dunia Kitta,Terimakasih
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar